16.7.08

Namnam (Cynometra cauliflora)

Tumbuhan Namnam saat ini adalah salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang mulai terlihat langka. Tumbuhan ini sangat jarang sekali dijumpai. Tanaman yang memiliki bentuk buah yang unik dengan rasa yang Asam-asam manis bila telah masak ini dahulunya sangat mudah ditemukan di rumah-rumah penduduk, namun sekarang sangat jarang sekali terlihat. Tanaman ini sering juga disebut "Kapi anjing" yang berasal dari kawasan Malesia bagian timur dan tumbuh secara liar di hutan-hutan di Sulawesi. Buah namnam yang masih muda rasanya asam sekali, tetapi kandungan asam ini akan menurun menjelang buah matang. Buah yang matang dapat dimakan dalam keadaan segar atau diolah dengan dicampur gula dijadikan manisan. Juga dapat dijadikan rujak, asinan, serta disiapkan dalam bentuk sambal yang khas (sambal namnam). Pohon namnam merupakan tanaman hias yang menarik untuk ditanam di pekarangan, dapat pula dipotkan dan ditumbuhkan sebagai bonsai. Kayunya tidak bermanfaat, sekalipun untuk kayu bakar. Tanaman ini termasuk tanaman perdu atau pohon kecil, tinggi 3 - 15 m, bertajuk agak padat dengan percabangan yang berbiku-biku. Daun berpasangan dengan 1 pasang anak daun; anak daun bundar telur lonjong, tidak simetris, panjang 5,5 - 16,5 cm dan lebar 1,5 - 5,5 cm, hampir duduk. Perbungaan kauliflori, 4 - 5 tandan kecil mengelompok bersama-sama pada benjolan-benjolan batang di atas tanah, panjang rakis 0,5 - 3 cm, kelopak bunga putih pink, mahkota putih, benang sari 8 - 10. Buah polong, berbentuk ginjal, panjang 3 - 9 cm dan lebar 2 - 6 cm, coklat. Biji berbentuk ginjal gepeng dan coklat, panjang 3 - 6 cm dan lebar 2 - 4 cm.

2.7.08

PENDIDIKAN KONSERVASI UNTUK SEMUA

Pemanfaatn Sumber Daya Alam (SDA) secara maksimal dengan tidak merninggalkan prinsip-prinsip konservasi sangat penting untuk saat sekarang ini dam untuk kehidupan yang akan datang. Pemenfaatan semberdaya alam secara arif dan bijaksana dan berkelanjutan diharapkan akan mengurangi kerusakan alam yang hingga saat sekarang ini masih jadi polemik Negara kita. Permasalahan dibidang konservasi sumber daya alam yang ditandai dengan meningkatnya kerusakan beberapa kawasan konservasi di Indonesia dan terancam punahnya beberapa jenis flora dan fauna khas Indonesia baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang, secara signifikan tidak terlepas dari pemahaman dan perilaku manusia yang masih melihat sumberdaya alam sebagai sumber kebutuhan yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Pemahaman dan perilaku inilah yang masih menjadi permasalahan, tentunya hal ini harus diubah, dari pemenfaatan yang sesaat menjadi pemanfaatan yang berkesinambungan. Paradigma pemanfaatan sumber daya alam yang berkesinambungan merupakan makna sebenarnya dari kegiatan konservasi sumber daya alam. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut diatas, pendidikan konservasi dan membentuk sekolah yang berwawasan lingkungan dapat menjadi solusi yang tepat. Begitu juga dengan pembentukan kelompok-kelompok dalam masyarakat yang dapat berperan aktif dalam merealisasikan program pendidikan konservasi bagi semua. Suksesnya usaha konservasi tidak terlepas dari kerjasama setiap orang (masyarakat, pengusa, pendidik, anak sekolah dan mahasiswa, instansi pemerintah dan swasta dalam hal ini kita sebut steakholder ). Adapun format pendidikan konservasi bagi semua dapat kita mulai dengan , sekolah konservasi, pembentukan kader konservasi, penyuluhan konservasi dan pameran konservasi.

Sekolah Berwawasan Lingkungan

Pendidikan berwawasan lingkungan kiranya akan dapat menjadi solusi dalam program pendidikan konservasi untuk semua. Dalam hal ini setiap sekolah akan mendapatkan bimbingan serta kunjungan dari organisasi yang yang konsisten terhadap kelangsungan sumberdaya alam kita tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan sekolah dengan memasukkan kurikulum yang berbasis lingkungan dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Melakukan kunjungan dan memberikan materi-materi yang berwawasan lingkungan serta melakukan pelatihan-pelatihan yang dapat memberikan kesadaran bagi setiap siswa atau anak didik. Dalam hal ini juga yang terlibat dalam hal ini adalah sekolah yang bersifat formal maupun yang nonformal Melakukan pelatihan, seperti pembibitan, daur ulang kertas, pembuatan kompos dan melibatkanya dalam kegiatan penghijauan akan menambah rasa tanggung jawab untuk memeilhara dan memanfaatkan lingkungan yang ada secara bijaksana.